Mengetahui Informasi Aplikasi Program Penghasil File PDF

0 komentar
Saya selalu tertarik apabila menemukan dokumen PDF yang "tidak biasa". Saya mencoba mencari tahu apa saja alat (aplikasi) yang digunakan untuk menghasilkan dokumen tersebut.

Contoh file PDF yang dihasilkan menggunakan LaTeX: http://www.tug.org/texshowcase/cheat.pdf

Mungkin teman-teman juga banyak memiliki file PDF yang tersimpan di komputernya. Salah satunya pasti saja ada yang menarik. Maksudnya, kita memiliki dokumen dalam format PDF yang memiliki konten yang komplek. Komplek di sini saya artikan memiliki layout yang bagus, tipografi yang rumit (seperti link di atas yang banyak memiliki persamaan matematika) atau bahkan memiliki desain yang indah. Contohnya saja file PDF dari sebuah majalah, buku, atau artikel-artikel semacamnya. Untuk menghasilkan dokumen tersebut, aplikasi office jelas tidaklah cukup. Dokumen yang kompleks pasti membutuhkan aplikasi/program yang tepat pula.

Untuk mengetahui aplikasi yang digunakannya juga program penghasil PDF-nya kita dapat melihatnya dengan berbagai cara seperti berikut:

Jaangle on Win7

0 komentar
Jaangle (sebelumnya dikenal dengan teenspirit) adalah sebuah aplikasi pemutar musik dan software organizer yang free dan open source.

Hal yang menarik pada Jaangle adalah dengan fitur melimpah yang dibawanya, installernya sendiri hanya berukuran 2.2MB (versi 0.98e.971). Fitur Jaangle yang saya sukai di antaranya adalah
  • "LastFM" - Artist biography, untuk mendapatkan biografi (profile) untuk masing-masing artis dalam koleksi lagu yang kita miliki.
  • "LastFM" - Artist picture, untuk mendapatkan koleksi picture untuk masing-masing artis dalam koleksi lagu yang kita miliki.
  • "Amazon" - Album review,  untuk mendapatkan info mengenai sebuah album.
  • "Amazon" - Album picture, untuk mendapatkan cover art sebuah album.
  •  dan masih banyak lagi seperti "Google Lyrics" - Lyric, "Google Lyrics" - Tablature, dan fitur-fitur lainnya yang terlalu banyak jika saya sebutkan satu persatu;)

Jump Break—(Blogger) = More Tag—(Wordpress) » "Read More..."

0 komentar

Image by: cssreflex.com

Saat awal-awal menggunakan Blogger, selalu saya keluhkan mengapa tidak ada fitur "Read more...". Padahal fitur ini sangat saya butuhkan agar tampilan home di blog saya tetap minimalis dan tidak "menggeser terlalu bawah" tulisan sebelumnya.

Ternyata, pada Blogger hal tersebut dapat ditambahkan manual melalui editting html-nya. Setelah googling-googling akhirnya ketemu juga caranya, tetapi membaca guidenya saja agak kebingungan;) Setelah dicoba-coba akhirnya ketemu juga setiap bagian tag yang harus ditambahkan/diedit. Kemudian saya terapkan pada salah satu tulisan dan hasilnya pun "Read more..." muncullah. Berhasilkah? Sayangnya link "Read more..." tersebut muncul di akhir tulisan, alias tidak berhasil. Ah, saya sudah malas dan biarlah setiap tulisan tanpa memakai "Read more...". Masih penasaran akhirnya googling sebentar sebelum menyerah;) Akhirnya, apa yang saya cari ("Read more...") ketemu juga;)

Tumblr or LiveJournal?

0 komentar
Ini sekedar cerita tentang pengalaman saya saja sih tentang Tumblr dan LiveJournal. Bukan bermaksud untuk "mengadukan" keduanya kok, hanya saja ada beberapa hal yang ingin saya share di sini;)

Sekedar refresh, keduanya merupakan situs microblog dan social media yang boleh dikatakan sebagai wadah kita untuk sekedar blogging, menulis journal atau pun diary.

Kita mulai dari Tumblr, sebenarnya Tumblr hadir belakangan dibanding LiveJournal. Tumblr memang sengaja hadir untuk "menantang" Livejournal dengan fitur-fitur yang lebih terspesifik di dalamnya. Misal, di Tumblr beberapa post dibedakan tiap-tiap jenisnya. Misalnya, untuk posting foto, quote, blog, audio, video, dll. disediakan menunya masing-masing. Sehingga setiap postingan akan dilayout sesuai jenisnya.

Codename vs "Apalah arti sebuah nama"?

0 komentar
Satu hal menarik mengenai rilis setiap distro Linux, yaitu nama kode rilisnya. Kalo ada pepatah “apalah arti sebuah nama…”, menurut tanggapan saya (ngambil dari salah satu advertising) adalah “begitu berharga…”:)

Seberapa menarik sih, mungkin teman-teman juga sama tertarik. Let’s see saja ya… (oya, saya ngambil distro major saja ya, plus yang saya ikuti saja dari setiap rilisnya. kalo ada yang tidak disebutkan dan itu menarik, boleh jadi masukan baru;)

Ubuntu
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Ubuntu_releases

Saya yakin semua udah kenal dengan distro yang satu ini. Code name Ubuntu sebenarnya mudah diikuti. Ubuntu sendiri pertama kali rilis adalah Ubuntu 4.10 dengan nama kode Warthy Warthog pada 20 Oktober 2004. Ya, angka major rilisnya menunjukkan tahun rilisnya dan angka minornya menunjukkan bulan rilis. Nama kodenya sendiri selalu menggunakan dua kata dengan huruf awal yang sama. Kata pertama menunjukkan sifat dan kata kedua menunjukkan binatang. Setiap rilisnya pun menggunakan nama kode secara alfabetis, kecuali tiga rilis pertama.

Fedora Time Machine

0 komentar
Kalau seseorang ingin melihat masa lalunya mungkin dapat dilakukan dengan cara memandangi koleksi foto-fotonya. Ya memang tidak sepenuhnya kembali ke masa lalu seperti cerita-cerita, setidaknya ada hal yang terkenang.

Bagaimana kalau yang dikenang itu Fedora, baiklah…. langsung saja –> Wallpaper. Setiap distribusi (distro) linux (GNU/Linux) hadir dengan tema tertentu di setiap rilisnya. Wallpaper yang digunakan tentu khas dari rilis ke rilis. Kalau ingin mengoleksi wallpaper Fedora Core 1 sampe Fedora 13, saatnya menyiapkan waktu;)

Mode Compose pada Editor Baru Blogger

0 komentar
Ternyata yang selama ini saya keluhkan pada editor Blogger sudah tersedia sejak adanya editor baru ini. Pada tulisan-tulisan sebelumnya saya selalu mengeluhkan mengapa editor Blogger tidak selengkap editor pada Wordpress. Tentunya bukan tanpa sebab, permasalahannya adalah saya selalu menggunakan editor lama meskipun Blogger telah memberitahukan adanya editor baru. Saya abaikan opsi tersebut dan tetap menggunakan editor lama. Walhasil, yang saya temukan memang fitur editor tersebut tidak selengkap yang dimiliki editor Wordpress.

Sekedar mencoba-coba editor baru dan mengaktifkan mode Compse (biasanya saya berkutat di mode Edit HTML) dan ternyata... apa yang saya cari ada semua di sini. Mulai dari tipe font, warna font, alignment paragraf, ordered/unordered list, quote, sampe fitur marker teks (text background color) yang sangat berguna untuk menegaskan suatu tulisan tertentu.

Dengan ini, sepertinya niatan kembali ke Wordpress saya urungkan. Saya merasa sudah nyaman dengan Blogger yang sekarang. Lebih dari cukup;)

Halaman di Pen.IO

0 komentar

Wow, kesan pertama setelah membuka sample page Pen.io (saya tidak tahu bagaimana menuliskan pen.io secara benar;). Simple, beautiful, dan fokus terhadap konten. Sangat menarik untuk menuliskan sesuatu, apapun itu;)--untuk mengetahui apa saja yang dapat dilakukan dengan Pen, coba saja buka: http://youcanusepento.pen.io

Mengedit tulisan di sini pun terbilang sangat mudah, cukup kita klik Edit page dan sesaat setelah loading klik di bagian mana yang akan kita edit. Ingin mengganti judul cukup klik di bagian judul, ingin membetulkan paragraf cukup klik di bagian paragraf. Save dan cancel tergantung apakah kita akan menyimpan perubahannya atau tidak. Sangat simpel;)